Palu, 19/10 (ANTARA) - Sebanyak 36 calon haji dari jalur ongkos naik
haji (ONH) plus asal Provinsi Sulawesi Tengah gagal berangkat setelah
batal mendapat izin visa dari pemerintah Arab Saudi.
Belasan perwakilan calon haji itu mendatangi sebuah yayasan pemberangkatan jamaah haji di Kota Palu, Jumat, guna meminta pertanggungjawaban panitia.
"Kalau batal berangkat, sebaiknya uang kami dikembalikan," kata Andi Syamsu, seorang calon haji asal Kabupaten Morowali.
Dia juga menyesalkan pihak penyelenggara tidak jauh-jauh hari memberitahukan pembatalan keberangkatan karena sejumlah calon haji sudah menyelenggarakan acara doa bersama di kampung halaman.
"Kami kan malu jika harus kembali ke kampung," katanya.
Calon haji yang mendaftar di Yayasan Babussalam itu berasal dari sejumlah daerah di Provinsi Sulawesi Tengah.
Setiap calon haji sendiri dikenai ongkos berkisar Rp93 juta hingga Rp100 juta untuk menunaikan rukun Islam kelima itu.
Andi, keluarga calon haji, mengaku akan segera melapor ke polisi jika masalah ini tidak dituntaskan segera.
"Jangan-jangan ada itikad tidak baik oleh pihak penyelenggara," katanya.
Dia juga mendesak pihak berwenang untuk membubarkan yayasan tersebut jika terbukti menipu calon haji.
Sejumlah calon haji saat itu ada yang berupaya meminta uangnya kembali namun pihak Yayasan Babussalam belum bersedia.
Yayasan menjanjikan akan segera mengembalikan uang jamaah pada Senin (22/10).
Sementara itu, jumlah calon haji melalui jalur resmi asal Provinsi Sulawesi Tengah yang sudah diberangkatkan sebanyak 1.777 orang termasuk 25 orang petugas kelompok terbang (kloter).
Calon haji terbanyak dari Kota Palu yakni 611 orang, menyusul kabupaten Donggala 232 orang, kabupaten Banggai 219, Kabupaten Parigi Moutong 201, Poso 171 orang, Kabupaten Tolitoli 108, Kabupaten Morowali 94 orang, Kabupaten Banggai Kepulauan 47 orang, Kabupaten Tojo Una-Una 39 orang, dan Kabupaten Buol sebanyak 31 orang.
Belasan perwakilan calon haji itu mendatangi sebuah yayasan pemberangkatan jamaah haji di Kota Palu, Jumat, guna meminta pertanggungjawaban panitia.
"Kalau batal berangkat, sebaiknya uang kami dikembalikan," kata Andi Syamsu, seorang calon haji asal Kabupaten Morowali.
Dia juga menyesalkan pihak penyelenggara tidak jauh-jauh hari memberitahukan pembatalan keberangkatan karena sejumlah calon haji sudah menyelenggarakan acara doa bersama di kampung halaman.
"Kami kan malu jika harus kembali ke kampung," katanya.
Calon haji yang mendaftar di Yayasan Babussalam itu berasal dari sejumlah daerah di Provinsi Sulawesi Tengah.
Setiap calon haji sendiri dikenai ongkos berkisar Rp93 juta hingga Rp100 juta untuk menunaikan rukun Islam kelima itu.
Andi, keluarga calon haji, mengaku akan segera melapor ke polisi jika masalah ini tidak dituntaskan segera.
"Jangan-jangan ada itikad tidak baik oleh pihak penyelenggara," katanya.
Dia juga mendesak pihak berwenang untuk membubarkan yayasan tersebut jika terbukti menipu calon haji.
Sejumlah calon haji saat itu ada yang berupaya meminta uangnya kembali namun pihak Yayasan Babussalam belum bersedia.
Yayasan menjanjikan akan segera mengembalikan uang jamaah pada Senin (22/10).
Sementara itu, jumlah calon haji melalui jalur resmi asal Provinsi Sulawesi Tengah yang sudah diberangkatkan sebanyak 1.777 orang termasuk 25 orang petugas kelompok terbang (kloter).
Calon haji terbanyak dari Kota Palu yakni 611 orang, menyusul kabupaten Donggala 232 orang, kabupaten Banggai 219, Kabupaten Parigi Moutong 201, Poso 171 orang, Kabupaten Tolitoli 108, Kabupaten Morowali 94 orang, Kabupaten Banggai Kepulauan 47 orang, Kabupaten Tojo Una-Una 39 orang, dan Kabupaten Buol sebanyak 31 orang.
No comments:
Post a Comment