Anggito : Rekam Data Biometrik Ungtungkan Calon Haji

Jakarta, 11/10 (ANTARA) - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Anggito Abimanyu menyatakan sistem perekaman data pendaftaran haji menggunakan teknologi biometrik akan menguntungkan calon haji karena dapat dipertanggungjawabkan dan dijadikan bahan kebijakan Kementerian Agama.
Pernyataan Anggito tersebut dikemukakan seusai pelantikan sejumlah pejabat eselon dua di lingkungan Kementerian Agama di Jakarta, Kamis.
Ia mengakui teknologi tersebut baru digunakan untuk merekam data pada pendaftaran haji dua tahun terakhir.
Jadi, untuk tahun di bawah itu datanya belum menggunakan biometrik. Diharapkan data biometrik itu juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan imigrasi. Bahkan ke depan untuk dijadikan bahan kebijakan mengingat data yang ada dapat digunakan untuk mendeteksi seseorang yang pergi haji berulang kali.
Kementerian itu memang sering mengimbau seseorang menunaikan ibadah haji sekali saja seumur hidup. Tujuannya untuk memberi kesempatan pada umat Islam lainnya yang belum naik haji mengingat kuota haji pun terbatas.
Banyak manfaat dari rekam data menggunakan sistem biometrik itu, katanya.
Kementerian Agama memang secara bertahap menggunakan pendaftaran haji dengan menggunakan teknologi biometrik berbasis web sehingga ke depan kemungkinan terjadi kesalahan identitas calon haji (Calhaj) dapat dieliminasi.
Guna mendukung ke arah itu, Ditjen PHU secara bertahap menyelenggarakan pelatihan perekaman data menggunakan biometrik berbasis web di berbagai tempat, kata Drs Ahmad Baedawi M.Ed, Kasubbag Informasi Haji di Pangkalpinang, Selasa.
Pelatihan yang diikuti sekitar 35 orang dari kabupaten/kota di Pangkalpinang itu berlangsung pada 8 sampai 9 Oktober, dibuka Kakanwil Kemenag Bangka Belitung, Prof. Dr. H. Hatamar M.Ag.Pelatihan itu sendiri akan disusul di beberapa daerah lainnya. Sistem perekaman data menggunakan biometrik banyak keuntungannya, kata praktisi IT Aman Rahiman dari Citra Natasolusi.
Teknologi ini bisa mendeteksi keberangkatan seorang jemaah yang telah menunaikan pergi haji berulang-ulang. Bukan itu saja, yang lebih penting ke depan akurasi data bisa dipertanggungjawabkan dan bisa dijadikan pijakan sebagai bahan pengambil keputusan, katanya.
Teknologi biometrik yang digunakan Ditjen PHU untuk pendaftaran haji itu mulai diberlakukan dalam dua tahun terakhir. Itu memang belum seluruhnya.
Hanya sebagian dari jamaah yang didaftar. Selama dua tahun itu, menurut Baedawi, diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat sebab dapat ditampilkan secara real time.
Kantor Kemenag di kota dan kabupaten ke depan sudah harus memiliki peralatan pendukung untuk itu. Karena itu, sebelum peralatan rekam data dikirim, pihaknya menyelenggarakan pelatihan.
Jika kekuatannya 64 kilo byte per second (Kbps), pengiriman data akan lemot. Penyebabnya data yang dikirim kapasitasnya sangat besar. Untuk mengtasinya, dapat menggunakan teknologi Enterprise Servise Bus (ESB).
Teknologi tergolong baru akan banyak digunakan, kata Aman. Selain itu, teknologinya pun sudah harus mengikuti standar biometrik internasional, ICAO (International Civil Aviation Organization), katanya.
Share:

No comments:

Post a Comment

 photo iklan-instagram_zpsijgophla.gif

Terpopuler

Berita Haji 2012

Tips Haji dan Umrah

Kisah dari Tanah Suci

Manasik Haji dan Umrah

Photobucket

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.