Mekkah, 15/10 (ANTARA) - Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) akan
melakukan seleksi terhadap pasien yang akan disafariwukufkan pada proses
haji di Arafah, dan kemudian aktivitas haji di Mina serta Musdalifah
akan dibadalkan.
Hal itu dikatakan Ketua BPHI dr. Agus Widyatmoko, sebelum mengikuti rapat koordinasi di Daker Mekkah, Ahad malam waktu setempat atau Senin pagi WIB.
"Kalau yang tidak mampu ikut dengan kloternya maka akan disafariwukufkan, sedangkan yang mampu akan disertakan dengan kloter masing-masing," kata dr Agus sambil menambahkan kini 75 pasien masih dirawat di BPHI, 12 orang diantaranya berada di unit gawat darurat (ICU- intensif care unit).
Proses 'screening' secara medis bagi para pasien yang layak terkait penyafairwukufan itu akan dilaksanakan pada 20 Oktober mendatang. Saat itu akan telah jelas berapa pasien yang harus disafariwukufkan dan dibadalkan hajinya, tambahnya.
Terkait dengan para pasien yang 90 persen berusia di atas 70 tahun, ia mengimbau teman-teman satu kloter para pasien dapat membantu, karena tanpa bantuan, para pasien yang terkena stroke, misalnya, akan sulit melakukan aktivitas dan akan kembali lagi ke BPHI walaupun kesehatannya relatif telah pulih.
"Selera makan para manula itu kan sudah menurun, jadi perlu ada yang mengingatkan agar pasien tidak lupa makan, misalnya kurma tiga sampai lima biji dan minum air zam-zam segelas bagi kebutuhan fisiknya. Oleh sebab itu perlu anggota rombongan berlomba-lomba berperilaku empati terhadap sesama dalam hal ini," kata Agus.
Kadang-kadang, menurut Agus, pasien uzur hanya lupa mengenali tasnya karena warnanya semua sama, tetapi tindakannya membuka tas milik orang lain itu menjadikan sebagian teman-temannya merasa 'risih'. Padahal itu kan hanya masalah kecil yang semua orang yang sudah lanjut usia bisa mengalaminya.
Sementara itu, jemaah haji Indonesia yang meninggal di Arab Saudi sampai Minggu malam tercatat 44 orang.
Hal itu dikatakan Ketua BPHI dr. Agus Widyatmoko, sebelum mengikuti rapat koordinasi di Daker Mekkah, Ahad malam waktu setempat atau Senin pagi WIB.
"Kalau yang tidak mampu ikut dengan kloternya maka akan disafariwukufkan, sedangkan yang mampu akan disertakan dengan kloter masing-masing," kata dr Agus sambil menambahkan kini 75 pasien masih dirawat di BPHI, 12 orang diantaranya berada di unit gawat darurat (ICU- intensif care unit).
Proses 'screening' secara medis bagi para pasien yang layak terkait penyafairwukufan itu akan dilaksanakan pada 20 Oktober mendatang. Saat itu akan telah jelas berapa pasien yang harus disafariwukufkan dan dibadalkan hajinya, tambahnya.
Terkait dengan para pasien yang 90 persen berusia di atas 70 tahun, ia mengimbau teman-teman satu kloter para pasien dapat membantu, karena tanpa bantuan, para pasien yang terkena stroke, misalnya, akan sulit melakukan aktivitas dan akan kembali lagi ke BPHI walaupun kesehatannya relatif telah pulih.
"Selera makan para manula itu kan sudah menurun, jadi perlu ada yang mengingatkan agar pasien tidak lupa makan, misalnya kurma tiga sampai lima biji dan minum air zam-zam segelas bagi kebutuhan fisiknya. Oleh sebab itu perlu anggota rombongan berlomba-lomba berperilaku empati terhadap sesama dalam hal ini," kata Agus.
Kadang-kadang, menurut Agus, pasien uzur hanya lupa mengenali tasnya karena warnanya semua sama, tetapi tindakannya membuka tas milik orang lain itu menjadikan sebagian teman-temannya merasa 'risih'. Padahal itu kan hanya masalah kecil yang semua orang yang sudah lanjut usia bisa mengalaminya.
Sementara itu, jemaah haji Indonesia yang meninggal di Arab Saudi sampai Minggu malam tercatat 44 orang.









No comments:
Post a Comment