Jadi Pemandu Haji Dadakan

Ini cerita pengalaman saya menjadi pemandu. Bukan memandu wisatawan berhonor. Tapi, ini memandu orang yang tersesat. Hal itu terjadi saat saya dan istri menunaikan ibadah haji tahun 2005.

Saat itu adalah hari kedua kami menginjakkan kaki di Tanah Suci Makkah. Malam hari, kami tiba di hotel sederhana di Shif Amir setelah melalui perjalanan bus yang melelahkan dari Bandara King Abdul Aziz di Jeddah menuju Makkah. Hotel kami terletak tak jauh dari Masjid Jin, kira-kira satu kilometer dari Masjidil Haram.

Setelah istirahat beberapa jam, pukul 07.00 waktu Arab Saudi (WAS) kami bersiap-siap melaksanakan ibadah umrah wajib. Alhamdulillah, karena jarak yang dekat, perjalanan dari hotel ke Masjidil Haram hanya ditempuh kurang lebih seperempat jam jalan kaki. Pukul 11.00 WAS, alhamdulillah umrah selesai. Kami semua sudah tahalul. Lalu bada Dzuhur kami pulang ke hotel.

Ketika kami istirahat di kamar, tiba-tiba kami melihat ada seorang laki-laki tua berpakaian ihram keluar dari lift. Celingukan sebentar, dia menyadari kalau tersasar. Kakinya yang tanpa alas kaki dan lusuh menunjukkan bahwa diapun tidak menemukan sandalnya di Masjidil Haram. Mungkin dia keluar Masjidil Haram dari pintu yang berbeda dengan pintu saat dia masuk.

Seorang teman menegaskan kepadanya bahwa dia salah kamar, bahkan salah hotel. Pak tua segera berbalik ke arah tangga. Dia segera menuruni tangga. Saya segera mengejarnya. “Bapak dari mana?” tanya saya. “Dari Bima.” Jawabnya.

“Bapak di maktab berapa?” Tanya saya lagi. Dia menggeleng. Kloter berapa dia juga tidak tahu. Gelang logam di tangannya yang bergravir nama dan kloter asalnya pun tak terpasang. Tas paspor di lehernya juga tak ada. Katanya ditinggal di hotel.

Saya ingat di lantai bawah ada kamar pimpinan kloter, maka saya ajak bapak tua ini ke sana. Ternyata pimpinan kloter ini tak mengenali, pertanda dia bukan dari kloter kami. Lalu saya ajak dia keluar hotel. Pak tua melayangkan pandangannya mengamati hotel-hotel di sekitarnya. Sampai matanya berhenti karena menemukan sebuah tanda yang dikenalinya. Ada pagar besi di tangga hotelnya.

“Itu hotel saya!” katanya gembira. Sayapun mengantarnya ke sana. Saya ingatkan agar dia mengingat-ingat nomor maktab yang tertera di dinding hotelnya itu. Di depan hotel, penjaga hotel menanyakan ID card-nya. “Ma fi.” Jawab saya. Tak ada. Lalu saya lanjutkan dengan ‘bahasa tarzan’, sehingga akhirnya Pak Tua diperkenankan masuk. Alhamdulillah.

Baru saja saya masuk ke kamar setelah mengantar bapak tua dari Bima tadi, tiba-tiba muncul lagi seorang ibu tua di lantai kami. Seperti bapak tadi, begitu muncul dari lift, dia langsung sadar bahwa dia salah lantai. Segera dia pergi berbalik. Merasakan senangnya jadi guide barusan, maka saya pun segera mengejarnya. Saya ajak ibu tua itu masuk lift.

“Ibu dari mana?” sapa saya. Ibu itu menjawab dengan bahasa yang saya tak mengerti. Kalau bahasa Sunda, Minang, atau Melayu saya sedikit-sedikit bisa memahami. “Kloter berapa?” tanya saya lagi. Ibu itu tak menjawab. Malah ada raut ketakutan di wajahnya.

Saya ulangi pertanyaan saya, tetap tak ada jawaban. Kepala plontos saya setelah tahalul tadi dan jenggot keriting saya mungkin menakutkannya. Mungkin saya dikira orang asing. Padahal saya orang Jawa asli. Sampai akhirnya saya simpulkan dia tak bisa berbahasa Indonesia.

Biar Ibu itu tak takut, saya menepuk dada saya sambil berkata, “Jakarta, Indonesia.” Maksud saya: “Jangan takut, saya dari Jakarta. Orang Indonesia juga.” Alhamdulillah berhasil. Sedikit senyum mengembang di wajahnya. Dari ciri-ciri fisik dan logat bicaranya dalam hati saya menyimpulkan dia berasal dari Bima juga. Ciri-ciri fisik dan logatnya mirip dengan bapak tua yang tersasar sebelumnya.

Saya ingat di salah satu lantai di hotel ini ada rombongan dari Bima. Maka saya antar si Ibu ke kamar itu. Benar dugaan saya. Meskipun Ibu tua itu bukan rombongannya, tapi orang Bima di kamar itu segera mengajaknya berkomunikasi dan berjanji kepada saya untuk mengantarkan Ibu itu ke maktabnya. Alhamdulillah.(Choirul Asyhar/ jurnalhaji.com)
Share:

No comments:

Post a Comment

 photo iklan-instagram_zpsijgophla.gif

Terpopuler

Berita Haji 2012

Tips Haji dan Umrah

Kisah dari Tanah Suci

Manasik Haji dan Umrah

Photobucket

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.