Petugas: Haji Meninggal Di Pondokan Seharusnya Dikurangi

Mekkah, 12/10 (ANTARA) - Jumlah jemaah haji yang meninggal di tempat-tempat umum seperti di pondokan, mesjid dan di jalanan seharusnya dikurangi karena peristiwa itu kurang layak dari perspektif medis, kata Petugas Kesehatan Daker Mekkah, dr. Ramon Andreas, di Mekkah, Jumat (12/10).
"Yang elegan itu meninggal di rumah sakit," katanya ketika ditanya pandapatnya atas data bahwa dari 36 jemaah haji Indonesia yang meninggal di Arab Saudi, sampai Jumat, masing-masing 10 di antaranya meninggal di pondokan, enam di masjid, empat di perjalanan atau secara keseluruhan 20 meninggal di tempat umum.
Sedangkan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) enam jemaah yang meninggal dan di rumah sakit Arab Saudi terdapat sembilan jemaah meningagal. Meninggal di tempat-tempat pengobatan, merupakan prosedur yang baik karena pasien, katanya, masih sempat mendapat pertolonngan medis.
Namun, bila peristiwa kematian itu terjadi di pondokan, jalanan atau di mesjid, katanya, itu patut diduga ada indikasi bahwa terjadi kecerobohan, seperti pasien memaksakan diri berusaha secara fisik melebihi batas kemampuannya atau bisa pula pasien mengabaikan nasehat paramedis yang merawatnya karena terlalu bersemangat menjalankan ibadah.
"Sebagai contoh, ada jemaah yang baru empat hari tiba di Mekkah dan telah empat kali melakukan umroh. Pada umroh terakhir, ia pingsan lalu terus tidak siuman sampai meninggal," katanya. Usia jemaah kini banyak yang uzur, oleh karena itu perlu setiap jemaah menyadari kondisi kesehatannya.
Menurut Ramon, bisa saja seorang jemaah itu terbiasa berjalan kaki dengan santai, tapi mereka belum tentu terbiasa berjalan kaki dengan cepat sehingga tindakannya mengeluarkan tenaga melebihi batas kemampuannya secara normal dapat menjadi fatal.
Selain faktor kecapaian, lanjutnya, faktor cuaca di Arab Saudi juga berpengaruh terhadap kebugaran kesehataan para jemaah haji Indonesia. Kelembaban udara Arab Saudi tergolong kering sehingga faktor cuaca dapat pula menjadi pemicu bagi timbulnya penyakit ikutan dari penyakit bawaan dari Tanah Air.
Dari data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Daker Mekkah, Misi Haji Indonesia, 20 dari jemaah yang meninggal berusia 60 tahun ke atas, 13 lainnya berusia antara 50 sampai 59 tahun, dua dua berusia antara 40 sampai 49 tahun dan satu berusia di bawah 40 tahun.
Penyebab meninggalnya masing-masing 25 jemaah akibat gangguan sistem sirkulasi, enam akibat sistem pernafasan, dua gangguan sistem pencernaan, dua gangguan sistem syaraf dan satu karena infeksi parasit.
Asal jemaah yang meninggal Surakarta 10, Jakarta dan Ujungpandang masing-masing empat, Aceh, Surabaya dan Medan masing-masing tiga dan satu dari Banjarmasin.
Share:

No comments:

Post a Comment

 photo iklan-instagram_zpsijgophla.gif

Terpopuler

Berita Haji 2012

Tips Haji dan Umrah

Kisah dari Tanah Suci

Manasik Haji dan Umrah

Photobucket

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.