Warga NTB Gagal Berangkat Haji Datangi BSM

Mataram, 15/10 (ANTARA) - Lebih dari 20 orang warga Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang gagal berangkat haji sejak 2010, mendatangi kantor PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Mataram, Senin siang, guna mempertanyakan penyelesaian masalah tersebut.
Puluhan warga yang dikoordinir aktivis Masyarakat Fisabililah Indonesia (MFI) NTB itu sempat berorasi di depan kantor PT BSM Mataram, dan mendesak penyelesaian masalah yang berkaitan dengan ibadah haji itu.
Mereka kesal karena persoalan tersebut terkatung-katung sejak 2010, sementara keinginan menjalankan ibadah haji itu sudah diketahui publik secara luas.
"Sanak keluarga kami sudah bertekad menjalankan ibadah haji, namun sampai sekarang masalah ini terkatung-katung, sehingga membuat sanak keluarga malu, sehingga kami mendesak pihak Bank Mandiri Syariah untuk menyelesaikan masalah ini," kata H Mastrum, dalam orasinya.
Mastrum mengaku, anaknya dan istrinya serta mertuanya, merupakan bagian dari warga Lombok Tengah, yang menjadi korban permasalahan yang mencuat dalam pengurusan ibadah haji melalui Bank Mandiri Syariah Mataram itu.
Orator lainnya meminta manajemen Bank Mandiri Syariah Mataram menyelesaikan masalah tersebut bersama pihak Koperasi Al Amanah, yang memfasilitasi penyetoran biaya perjalanan ibadah haji di bank tersebut.
Setelah berorasi lebih dari satu jam, para perwakilan pengunjuk rasa itu diminta masuk dalam kantor PT BSM Mataram guna berdialog.
Berbagai tuntutan yang dikemukakan dalam orasi itu, juga disampaikan lagi dalam pertemuan dialog dengan Kepala Cabang PT BSM Mataram Gadang Hernandi.
Namun, dalam dialog tersebut Gadang enggan menjelaskan solusi atas permasalahan tersebut. Ia beralasan hal itu sudah dijelaskan berkali-kali, namun belum juga dipahami kelompok masyarakat yang gagal berangkat haji itu.
Gadang lebih memilih menampung aspirasi mereka, dan berjanji akan meneruskan kepada pimpinannya yang berwenang mengambil kebijakan atas permasalahan tersebut.
"Saya akan tampung aspirasi ini dan sampaikan kepada pimpinan, solusinya seperti apa kita sama-sama menunggu hasilnya," ujarnya.
Meskipun kesal, para pengunjuk rasa itu akhirnya membubarkan diri dan meninggalkan ruangan kantor PT BSM Mataram itu.
Ditemui usai pertemuan dialog itu, Gadang mengatakan, persoalan kegagalan berangkat haji itu sudah mencuat sejak 2009, atau sebelum dirinya memimpin PT BSM Mataram.
Waktu itu, BSM Mataram menjalin kerja sama dengan Koperasi Al Amanah, hingga lebih dari 200 orang warga Lombok Tengah, mengajukan permohonan dana talangan penyelenggaraan ibadah haji dari Bank Mandiri Syariah.
Manajemen PT BSM mematok dana talangan maksimal sebesar Rp20 juta, dan nilai yang diberikan kepada para calon jemaah haji disesuaikan dengan dana awal yang disetor calon jemaah yang bersangkutan, sehingga ada yang mendapat dana talangan Rp10 juta hingga Rp18 juta.
Setoran dimulai pada 2007 dan mencuat masalah di 2009, yakni dana yang bersumber dari setoran calon jemaah haji yang seharusnya disetor Koperasi Al Amanah ke Bank Mandiri Syariah, tidak direalisasi.
"Waktu itu, solusinya pihak Koperasi Al Amanah bersedia menanggulanginya sehingga ada sebagian calon jemaah haji yang diberangkatkan. Tetapi mencuat lagi di 2010, dan Koperasi Al Amanah tidak bertanggung jawab sehingga masalah ini terkatung-katung sampai tahun ini," ujar Gadang.
Ia menyebut secara keseluruhan, jumlah calon jemaah haji yang berurusan dengan Koperasi Al Amanah sebagai mitra Bank Mandiri Syariah Mataram dalam pengurusan biaya perjalanan ibadah haji itu, lebih dari 200 orang.
Sebanyak 100 orang lebih sudah terselesaikan, sehingga masih menyisakan kurang dari 100 orang.
"Jadi, sumber masalah ada di pihak Koperasi Al Amanah, yang tidak menyetor dana warga yang sudah menyicil ongkos haji itu. Makanya sejak 2011 hingga kini, dan akan berlanjut ke 2013 dan 2014, kami tidak lagi libatkan koperasi itu karena dianggap wanprestasi," ujar Gadang.

Share: