Kedua orang tua korban teroris itu berangkat dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan dan masuk dalam rombongan kelompok terbang (kloter) 30 Embarkasi Sultan Hasanuddin Makassar, Rabu.
"Keberangkatan kami berdua ini merupakan berkah dari Allah Swt, meskipun kami masih berduka atas berpulangnya ke Rahmatullah anak kami yang meninggal dengan cara tragis," ungkapnya.
Ia mengatakan, keberangkatannya ke tanah haram, Arab Saudi menggunakan sebagian tabungan anaknya, bantuan pemerintah dan bantuan pihak kepolisian.
Diungkapkannya, salah satu cita-cita dari korban penembakan oleh jaringan teroris itu adalah memberangkatkan kedua orang tuanya ke Mekah untuk berhaji dan cita-cita itu yang coba diwujudkan oleh semua orang yang perhatian kepada keluarga korban.
"Kami terharu bisa berangkat karena keberangkatan ini juga tidak terlepas dari bantuan dari semua pihak, baik kepolisian, pemerintah dan perusahaan lainnya yang begitu besar perhatiannya sama anak kami," katanya.
Ia mengaku bangga dengan anaknya yang meninggal dengan cara tertembak oleh teroris meskipun hal itu dianggapnya sebagai pembunuhan tragis, tetapi caranya meninggal sungguh membanggakan karena tewas dalam tugas negara yaitu membasmi komplotan aksi-aksi teroris yang membahayakan nyawa banyak orang.
Jika dirinya tiba di tanah suci Mekkah, dirinya bersama istrinya akan mendoakan arwah anaknya itu agar bisa tenang dan diterima semua amalan serta diampuni dosa-dosanya baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
"Kami selalu diberitahu oleh para ustat dan ulama jika berdoa dihadapan ka'bah niscaya akan dikabulkan dan salah satu doa kami yakni mendoakan arwah Suherman agar diterima semua amalan dan diampuni dosa-dosanya," harapnya.
No comments:
Post a Comment