Mekkah, 14/10 (ANTARA) - Kadaker Mekkah Misi Haji Indonesia Arsyad Hidayat mengemukakan adanya pemilik pondokan yang tak kooperatif sehingga memperlambat kewajibannya membayar ganti rugi kepada jemaah haji yang kehilangan barang di pondokannya di Mekkah.
"Namun ada pula yang bersikap kooperatif dan lengsung memberikan 100 persen kerugian yang diderita jemaah saat kehilangan barang di dalam kamar," kata Arsyad di Mekkah, Minggu, saat menjelaskan kelanjutan proses ganti rugi atas kehilangan yang diderita jemaah asal Lamongan Jawa Timur di pondokan 803 Kloter 8 wilayah Misfalah.
Tiga kamar di Sektor Delapan rumah nomor 803, Mekkah, yang dihuni jamaah asal Lamongan, Jawa Timur, mengalami kecurian uang riyal dan rupiah Jumat pagi (12/10) saat para penghuni kamar sedang tidur lelap.
Ketua Kelompok Terbang (Kloter) Sembilan embarkasi Surabaya, Imam Safaat, mengatakan, anggota jamaah yang mengalami kehilangan tersebut masing-masing, Zainal Arifin 800 riyal dan Rp3 juta, Abdul Qudus 360 riyal dan Rp9,7 juta, Surati Suratimah Rp1,5 juta, Muchtar Aziz 2000 riyal dan Rp700.000 dan Sholeh Rp200.000. Zainal, Qudus dan Surati menempati kamar nomor 310, Muhtar Azis kamar 315 dan Sholeh kamar 320.
Uang diambil dari tas yang biasa digantungkan di lehar para jemaah. Pada pagi hari saat penghuni kamar ingin melaksanakan sholat subuh, mereka sadar bahwa posisi tas-tas mereka telah berubah dan isinya hilang.
Namun ada juga yang berisi emas, tapi emasnya tidak diambil, kata Imam.
Sementara itu pada rumah yang sama, jemaah Ngatening pernah kehilangan Rp8 juta pada 5 Oktober 2012.
Menurut Arsyad, tahun lalu ketika belum ada perjanjian secara resmi tertulis, sejumlah kasus kehilangan di pondokan dapat diselesaikan secara baik ketika dilaporkan kepada pemilik rumah dengan cara melakukan penggantian ganti rugi 100 persen dari nilai yang hilang dan secara cepat.
Tahun ini telah ada secara tertulis resmi perjanjian bahwa kehilangan di pondokan akan ditanggung penggantiannya oleh pemilik rumah. Oleh sebab itu, Atas kehilangan di pondokan tersebut diharapkan agar secepatnya diselesaikan, ujarnya.
Namun, ada saja pemilik rumah yang tak kooperatif yang menunda-nunda pembayaran ganti ruginya, kata Arsyad, sambil menambahkan jemaah Indonesia tergolong yang dipercaya di Mekkah karena diketahui tidak pernah bertengkar dan sebagian besar waktunya dimanfaatkan untuk beribadah.
"Selama ini, kalau ada yang bertengkar-bertengkar, pasti bukan jemaah Indonesia, karena jemaah Indonesia terkenal sebagian besar waktunya dimanfaatkan untuk secara khusuk beribadah," kata Arsyad.
Sedangkan, terkait penggantian kerugian akibat bus terbakar yang dialami jemaah asal Gowa, Sulawesi Selatan, ketika bus itu berada 50 km menjelang Mekkah dari Medinah, dan menghanguskan sejumlah koper dan tas jinjing jemaah, Arsyad mengatakan, pihaknya telah secara resmi menyampaikan laporannya ke pemerintah Arab Saudi dan kini sedang ditunggu tindaklanjutnya.









No comments:
Post a Comment